Rapat Koordinasi Pokja Kampung KB dan Sosialisasi Pencegahan Stunting di Desa Pakuan
- Nov 17, 2022
- Admin Desa Pakuan
Desa Pakuan - Sosialisasi Pokja Kampung KB dan Pencegahan Stunting dilaksanakan di Aula Kantor Desa Pakuan, (17/11).
Sosialisasi ini dihadiri oleh perwakilan UPT Kecamatan Narmada, perwakilan dari DP2KBP3A, Kepala Desa Pakuan, Kepala Dusun, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Kader. Pada kesempatan ini difokuskan kepada pembahasan sosialisasi stunting khususnya di Desa Pakuan Kecamatan Narmada.
Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka stunting di Indonesia masih 24,4 persen. Artinya, satu dari empat anak Indonesia mengalami stunting.
Setidaknya, ada 7 provinsi yang memiliki angka kejadian atau prevalensi stunting tertinggi, antara lain Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Aceh.
Ada pula 5 provinsi dengan jumlah balita stunting terbanyak yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, serta Banten.
Melihat dari data yang ada maka sangat penting sosialisasi mengenai stunting, sehingga dapat dicegah kedepannya.
Pada sosialisasi ini Kepala Desa Pakuan Mardan Haris juga memberi sambutan serta ucapan trima kasih kepada pihak instansi yang melakukan kegiatan sosialisasi KB dan Stunting. Beliau juga mengatakan.
"Kami selalu siap dan siaga menerima sosialisasi. Semoga sosialisasi ini bisa menjadi sebuah pelajaran dan bermanfaat bagi kita semua."
Selain itu Kabit DP2KBP3A memaparkan.
"Pertama dan terakhir kalinya, berkaitan dengan perubahan nama kampung KB dan sekarang berubah menjadi Kampung Keluarga Berkualitas. Selain itu terkait stunting, diketahui bahwa Desa Pakuan terdampak 608 kasus stunting atau sekitar 24%. Dimana data tersebut menunjukan masyarakatnya berisiko terkena stunting.
Hal itu dianalisis dari segi rumah tidak layak huni, sanitasi dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu kita akan coba membenah dan menutup dampak stunting agar bisa zero case atau minimal low case kasus stunting."
Stunting yang terjadi pada tahap awal kehidupan atau usia dini dapat menyebabkan dampak merugikan bagi anak, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Khususnya, jika gangguan pertumbuhan dimulai pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan yang dihitung sejak konsepsi) hingga usia dua tahun.
Oleh karen itu sosialisasi stunting juga sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup generasi di masa mendatang.
Editor: Muhammad Haris